Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran
tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan
sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi
serta ditambah dengan factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16),
tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan (Design Phace)
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan
pencarian alternatif tindakan/solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses
validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan (Choice Phace)
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap
diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar
ditentukan/ dengan memperhatikan criteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan
dicapai.
4. Tahap Impelementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan
sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif
tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Jenis Keputusan
Keputusan-keputusan yang dibuat pada dasarnya
dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain (Herbert A. Simon):
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin,
sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru)
tiap kali terjadi.
2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan
jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini
karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak
terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan
yang sangat khusus.
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternative-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Keen dan Scoot Morton :
“Sistem
Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu
dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem
Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk
manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah- masalah semi
struktur“.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa
sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan,
melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi
mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan
diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan
akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan
karakteristik antara lain :
- Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception
- Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan
- Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur
- Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
- Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item
- Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki
tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung
keputusan, antara lain :
- Subsistem Manajemen Basis data
- Subsistem Manajemen Basis Model
- Subsistem Dialog
Subsistem Manajemen Basis Data
Subsistem data merupakan bagian yang menyelediakan
data–data yang dibutuhkan oleh Base management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri
merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data-data
yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar
lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan
data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.
Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung
Keputusan, antara lain:
- Mampu mengkombinasikan sumber-sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data
- Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah
- Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan
- Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas
Subsistem Manajemen Model
Subsistem model dalam Sistem Pendukung
Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan
mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Intergrasi model-model
dalam Sistem Informasi Manajemen yang berdasarkan integrasi data-data dari
lapangan menjadi suatu Sistem Pendukung Keputusan.
Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain:
- Mampu menciptakan model-model baru dengan cepat dan mudah
- Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai
- Mampu menghubungkan model-model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai
- Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen
Subsistem Dialog
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem
Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan
mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan
ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan
user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen-komponen
yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user
dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi
pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan.
Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. Bahasa Aksi (The Action Language)
Merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan user
dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang
dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung
rancangan sistem yang ada.
2. Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage)
Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu
Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan
user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah
dilakukan.
3. Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language)
Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user
tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan
agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap
permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan
sistem untuk mengambil keputusan.
Tingkat Teknologi Dalam Sistem pendukung Keputusan
Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga
keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing-masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
- Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
- Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generatorr)
- Peralatan Sistem Pendukung Keputusan (DSS Tools)
No comments:
Post a Comment