- Finiteness (Keterbatasan) Algoritma harus berakhir setelah melakukan sejumlah langkah proses
- Definiteness (Kepastian) Setiap langkah algoritma harus didefinisikan dengan tepat dan tidak menimbulkan makna ganda
- Input (Masukan) Sebuah algoritma memiliki nol atau lebih masukan (input) yang diberikan kepada algoritma sebelum dijalankan
- Output (Keluaran) Setiap algoritma memberikan satu atau beberapa hasil keluaran
- Effectiveness (Efektivitas)
Langkah-langkah algoritma dikerjakan dalam waktu yang “wajar”
Ketika manusia berusaha memecahkan masalah, metode atau teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah itu ada kemungkinan bisa banyak (tidak hanya satu). Dan kita memilih mana yang terbaik diantara teknik-teknik itu. Hal ini sama juga dengan algoritma, yang memungkinkan suatu permasalahan dipecahkan dengan metode dan logika yang berlainan. Lalu bagaimana mengukur mana algoritma yang terbaik ?
Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik adalah:
- Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil yang diperoleh dari proses harus berakurasi tinggi dan benar.
- Pemrosesan yang efisien (cost rendah). Proses harus diselesaikan secepat mungkin dan frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin.
- Sifatnya general. Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu kasus saja, tapi juga untuk kasus lain yang lebih general.
- Bisa Dikembangkan (expandable). Haruslah sesuatu yang dapat kita kembangkan lebih jauh berdasarkan perubahan requirement yang ada.
- Mudah dimengerti. Siapapun yang melihat, dia akan bisa memahami algoritma anda. Susah dimengertinya suatu program akan membuat susah di maintenance (kelola).
- Portabilitas yang tinggi (Portability). Bisa dengan mudah diimplementasikan di berbagai platform komputer.
Contoh Algoritma :
Mari kita perhatikan sebuah contoh permasalahan menggunakan cara penyelesaiannya dengan algoritma dibawah ini.
Permasalahan
Diberikan dua gelas (A dan B), gelas A berisi air kopi dan gelas B berisi air teh. Pertukarkan isi gelas tersebut sehingga menghasilkan gelas A semula berisi air kopi menjadi berisi air teh dan gelas B yang semula berisi air teh menjadi berisi air kopi.
Penyelesaian Untuk menukarkan isi gelas dengan benar, maka diperlukan gelas tambahan yang kita namakan gelas C sebagai tempat penampungan sementara.
Algoritmanya:
Algoritma Tukar Isi Gelas :
Ada dua gelas yaitu (gelas A dan gelas B), gelas A berisi Kopi dan gelas B berisi Teh. Pertukarkan isi kedua gelas tersebut sehingga gelas A yang semula berisi Kopi menjadi berisi Teh dan gelas B yang semula berisi Teh menjadi berisi Kopi.
1. Tuangkan isi gelas A ke gelas C
2. Tungkan isi gelas B ke gelas A
3. Tuangkan isi gelas C ke gelas B
(Sumber : Rinaldi
Munir, Algoritma dan Pemrograman, Informatika Bandung)
A : berisi Teh
B : berisi air Kopi
No comments:
Post a Comment